Bandung (Katativi.com), – Untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah jurnalis televisi yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat menggelar Jurnalis Santri di Pondok Pesantren Mahasiswa Universal yang berada di Jalan Desa Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung
Ketua IJTI Jawa Barat Iqwan Sabba Romli mengatakan munculnya ide kegiatan Jurnalis Santri berawal dari keinginan rekan-rekan jurnalis yang ingin memberikan manfaat kepada masyarakat melalui penyebaran informasi.
“Jadi ditengah bulan Ramadan ini kita kolaborasi dengan Pesantren Mahasiswa Universal untuk memberikan pelatihan jurnalistik kepada santri. Santri diajak untuk melek mengenai apa itu jurnalistik dan bagaimana menciptakan informasi yang bermanfaat bagi khalayak,” Ungkap Iqwan.
Dari landasan itulah, IJTI Jawa Barat berkolaborasi dengan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal untuk menggelar pelatihan jurnalistik kepada para santri.
“Kita menggelar kegiatan ini tidak hanya sebatas melatih santri jadi seorang jurnalis tapi harapannya pesantren jadi episentrum hadirnya ilmu baik itu mengenai tantangan informasi digital dan juga ilmu keagamaan,” Katanya.

Selain memberikan pelatihan jurnalistik, kegiatan Jurnalis Nyantri ini juga bertujuan untuk memberikan bekal ilmu agama kepada para jurnalis di IJTI Jabar.
“Kita disini hadir ke pesantren untuk mencari ilmu juga yaitu ilmu keagamaan. Jadi kita inikan 10 hari terakhir Ramadan, kita melakukan itikaf bareng dengan santri, taraweh bareng dsn masih banyak lagi. Kita juga berbagi dengan penjaga masjid,” ungkapnya.
Sementara itu Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal KH. Tatang Astarudin menambahkan, kegiatan Jurnalis Santri diharapkan mampu memberikan atmosfer baru baik bagi santri maupun jurnalis.
“Ini kuar biasa bagi pesantren bagi santri ketika berkenalan dan berinteraksi dengan jurnalis ini pengalaman baru dan mudah-mudahan jadi atmosfer baru bagi santri dan jurnalis agar memahami spirit dan jiwa sebuah pesantren. Kemudian santri juga berinteraksi dengan tugas-tugas jurnalis,” jelasnya.
Tatang mengungkapkan jika dalam kegiatan tersebut para jurnalis didorong untuk bisa mengerti nilai-nilai akhlak yang harus dipegang teguh ketika bertugas.
Menurutnya dalam membuat suatu berita atau informasi, jurnalis harus bisa mempertanggungjawabkannya secara moral maupun spiritual.
“Jurnalis kita dorong untuk mengerti nilai akhlak yang harus dipegang teguh bahwa dia itu jangan anggap tugasnya tidak memiliki muatan dan beban, harus dipertanggungjawabkan secara moral dan spiritual. Tetap harus ada nilai yang diperombangkan ketika membuat berita,” pungkasnya.**
Discussion about this post