KATATIVI.COM: Pada saat ini stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang dihadapi di Indonesia khususnya Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung pada tahun 2023 sebesar 31,1%. Angka ini lebih besar dari angka prevalensi stunting nasional yaitu 21,6%.
Sebagai bentuk pengabdian masyarakat (abdimas) tim dosen Universitas Telkom (Telkom University/Tel-U) menciptakan program penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Bandung.
Program tim abdimas Tel-U tersebut dengan memberikan bantuan berupa alat deteksi stunting hasil dari penelitian sebelumnya. Alat ini dinamakan Ceu Stunting dan diberikan langsung ke Desa Pinggirsari, Kabupaten Bandung.
Tim juga memberikan pengarahan penggunaan alat kepada para kader posyandu dan memberikan penyuluhan terkait pengenalan dan pencegahan stunting dengan mengundang narasumber yaitu Sheizi Prista Sari, Ph.D., dosen dari Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran.
“Harapannya para kader Posyandu Pinggirsari semakin mengenali apa itu stunting dan bagaimana cara pencegahannya. Alat Ceu Stunting ini bisa membantu dalam proses screening stunting karena alat ini mampu memberikan klasifikasi terkait status gizi anak usia lebih dari 2 tahun. Dengan proses screening yang lebih cepat, harapannya bisa mempercepat proses intervensi kepada anak, sehingga angka prevelansi stunting di Desa Pinggirsari bisa menurun,” ungkap Ketua Program Abdimas, Wahmisari Priharti, Ph.D., belum lama ini.
Wahmisari menyebutkan, Desa Pinggirsari merupakan desa binaan dari Kelompok Keahlian Control, Electronics, and Intelligent System, Fakultas Teknik Elektro Telkom University. Alat deteksi Ceu Stunting diberikan secara simbolis pada 7 Desember 2023 lalu dan hingga kini manfaatnya sudah dirasakan oleh Posyandu Pinggirsari serta masyarakat sekitar. (PAR/ISN)