Minggu, Oktober 6, 2024
spot_img
BerandaNewsJabarDrama Pilkada Jabar 2024: Hanya Satu Pasangan? Koalisi Raksasa Ancam Demokrasi!

Drama Pilkada Jabar 2024: Hanya Satu Pasangan? Koalisi Raksasa Ancam Demokrasi!

KATATIVI.COM, BANDUNG – Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2024 bisa jadi hanya akan menghadirkan satu pasangan calon, terutama setelah Ridwan Kamil memutuskan untuk maju dalam Pemilihan Kepala Daerah Jakarta. Kondisi ini dipicu oleh kemungkinan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang tengah merencanakan untuk menggandeng lebih banyak partai politik dalam mendukung calon mereka di Pilgub Jabar.

Koalisi Indonesia Maju, yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024, terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional.

Firman Manan, peneliti senior dari Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC), menjelaskan dalam diskusi politik di Anatomy Cafe, Jumat (9/8/2025), KIM tampak solid dalam rencana mereka untuk mengusung Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat, sementara posisi wakil gubernur kemungkinan akan diisi oleh sosok dari Golkar.

iPRC
Peneliti Senior IPRC Firman Manan Usain diskusi politik di Anatomy Cafe Bandung Jumat 9 Agustus 2024

 

Saat ini, Firman mengatakan, keputusan tinggal menunggu dari partai-partai politik yang tidak tergabung dalam KIM, seperti PDI Perjuangan, PKS, NasDem, PKB, dan PPP. Dari kelima partai tersebut, hanya NasDem yang telah menetapkan Ilham Habibie sebagai bakal calon gubernur Jabar. Sementara partai lainnya belum mengumumkan calon yang akan mereka usung dalam kontestasi politik ini.

BACA JUGA : IPRC: Rotasi Kekuasaan Tanpa Dominasi Parpol di Kota Bandung

“Situasi akan menarik jika partai-partai ini mampu membangun konsolidasi dan membentuk poros baru untuk menghadirkan pasangan calon alternatif di Pilgub Jawa Barat,” ujar Firman.

Namun, ia juga menilai peluang terbentuknya poros baru ini tidak terlalu besar, terutama dengan adanya wacana pembentukan KIM Plus di daerah strategis seperti Jawa Barat dan Jakarta. Meski demikian, Firman tidak menutup kemungkinan bahwa bisa saja muncul tiga poros dalam Pilgub Jabar, terutama jika PDI Perjuangan dan PKS memilih untuk membentuk poros masing-masing.

“Jika PDI Perjuangan dan PKS membentuk poros sendiri-sendiri, kita bisa melihat tiga pasangan calon bersaing dalam Pilgub Jabar,” tuturnya.

Di sisi lain, Firman menyebutkan bahwa ada skenario di mana Pilgub Jabar hanya akan diikuti oleh satu pasangan calon, dengan kandidat tersebut melawan kotak kosong. Menurutnya, KIM Plus bukan hanya sekadar wacana, tapi berpotensi menjadi kenyataan jika berhasil menarik mayoritas partai politik untuk bergabung, meninggalkan sedikit peluang bagi partai lain untuk mengusung calon alternatif.

Sementara itu, peneliti utama IPRC, Muradi, memprediksi bahwa Ridwan Kamil tidak akan mudah memenangkan Pilgub Jakarta. Ia mengungkapkan bahwa legitimasi dan warisan yang ditinggalkan Anies Baswedan selama memimpin Jakarta masih sangat kuat, dan Anies sendiri kemungkinan besar akan kembali bertarung dalam Pilkada Jakarta.

Muradi juga mengkritik wacana bahwa Pilkada Jakarta hanya akan diikuti oleh satu pasangan calon, karena hal ini dianggap mencederai prinsip demokrasi. Ia menekankan pentingnya memberikan pilihan kepada publik, sehingga pertarungan antara Ridwan Kamil dan Anies Baswedan tetap berlangsung dalam Pilkada Jakarta.

Muradi, yang juga merupakan Guru Besar Politik dan Keamanan di Universitas Padjadjaran Bandung, berharap PKS dan PDI Perjuangan dapat mengajukan calon mereka masing-masing dalam Pilkada Jakarta. Ia percaya kedua partai ini memiliki mesin politik yang sangat efektif, sebagaimana terlihat dalam Pilkada Jakarta 2017.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments